Jakarta, 21 April 2019
18.50 TPU Tanah Kusir
aku berjalan di antara pusara terakhir para manusia, gelap dan sunyi berjalan sendiri. Memang betul sebaik-baiknya penasihat adalah kematian. aku berjalan dengan segudang memori yang bak kilat dia datang sekelibat-kelibat.
ada memori tentang bagaimana kita tertawa, bagaimana dia membantu pada saat ulang tahun ke-17, dan bagaimana kita tidak ingin terpisahkan oleh universitas dan kota.
Tak juga muncul memori tentang bagaimana ketika kuliah kita akhirnya terpisah karena ambisi dan kesibukan masing-masing.
But, i do remember when i was brokenhearted she's always there standby for me.
Indah, dari dirimu aku belajar mengerti artinya sahabat.
Mengerti tentang bagaimana berharganya seorang teman, dan bagaimana kebaikan itu sangat mudah didapatkan dan ditularkan.
Aku sangat bersyukur untuk setiap momen yang terlewati bersama Indah.
Maaf, i'm not a good friend of you.
Not being there when you need me.
Tapi ndah, aku sangat bersyukur bisa menemani sampai di peristirahatan terakhir.
You're not feeling sick anymore ya ndah...
Distance may divorce us, but my pray and your memory remain in my life.
So Long, Indah.
R.I.P Indah Marlina Harahap
(12 Maret 1991 - 21 April 2009)
Social Icons